Beranda | Artikel
Aku Sengsara apakah Bisa Bahagia dengan Berdoa dan Beramal Saleh? – Syaikh Shalih al-Ushaimi
Rabu, 30 Oktober 2024

Penanya ini berkata, “Apabila seseorang ditetapkan menjadi sengsara, apakah masih mungkin untuk berubah menjadi bahagia, berkat amalannya atau doa yang dia panjatkan, karena Ibnu Umar pernah berkata, “Ya Allah! Andai Engkau menetapkanku menjadi sengsara, dan seterusnya…”?

Kami katakan bahwa penulisan takdir menjadi sengsara atau bahagia terbagi menjadi dua: Pertama, penulisan takdir secara mutlak. Takdir ini terdapat dalam Lauhul Mahfuzh. Takdir yang ini tidak akan berubah sedikit pun.

Kedua, penulisan takdir bersyarat. Yakni berdasarkan apa yang tertulis dalam catatan takdir yang dibawa para malaikat mengenai takdir tahunan. Takdir inilah yang masih dapat berubah. Bisa jadi dalam catatan takdir mereka tertulis sebagai orang sengsara. Lalu dia berdoa atau beramal saleh, sehingga ditetapkan sebagai orang bahagia.Takdir jenis inilah yang dimaksud dalam ucapan Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu.

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan, dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul Kitab (Lauh Mahfuzh).” (QS. ar-Ra’d: 39). Penghapusan dan penetapan takdir terjadi pada catatan para malaikat tentang takdir. Adapun yang ada dalam Ummul Kitab, yakni Lauhul Mahfuzh, maka itu tidak dapat berubah.

====

يَقُولُ هَذَا السَّائِلُ إِذَا كُتِبَ الْإِنْسَانُ شَقِيًّا هَلْ مِنَ الْمُمْكِنِ أَنْ يَتَغَيَّرَ إلَى سَعِيدٍ نِسْبَةً إلَى عَمَلِهِ أَوْ دُعَاءٍ دَعَاهُ لِأَنَّ ابْنَ عُمَرَ قَالَ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِي شَقِيًّا… إِلَى آخِرِهِ

نَقُولُ إِنَّ كِتَابَةَ الشَّقَاءِ وَالسَّعَادَةِ نَوْعَانِ أَحَدُهُمَا كِتَابَةٌ مُطْلَقَةٌ وَهِيَ الْوَاقِعَةُ فِي اللَّوْحِ الْمَحْفُوظِ فَهَذِهِ لَا تَتَغَيَّرُ أَبَدًا

وَالْآخَرُ كِتَابَةٌ مُقَيَّدَةٌ أَيْ بِاعْتِبَارِ مَا يُكْتَبُ فِي صُحُفِ الْمَلَائِكَةِ فِي التَّقْدِيرِ السَّنَوِيِّ فَإِنَّ هَذَا هُوَ الَّذِي يَقَعُ فِيهِ التَّغْيِيرُ فَرُبَّمَا كُتِبَ فِي صُحُفِهِمْ شَقِيًّا ثَمَّ جَرَى لَهُ دُعَاءٌ أَوْ عَمَلٌ صَالِحٌ فَكُتِبَ سَعِيدًا فَهَذَا هُوَ الَّذِي يُحْمَلُ عَلَيْهِ كَلَامُ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ

قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَمْحُو اللَّهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِندَهُ أُمُّ الْكِتَابِ فَيَقَعُ الْمَحْوُ وَالْإِثْبَاتُ فِي صُحُفِ الْمَلَائِكَةِ فِي الْمَقَادِيرِ وَأَمَّا فِي أُمِّ الْكِتَابِ وَهُوَ اللَّوْحُ الْمَحْفُوظُ فَإِنَّهُ لَا يَقَعُ تَغْيِيْرٌ


Artikel asli: https://nasehat.net/aku-sengsara-apakah-bisa-bahagia-dengan-berdoa-beramal-saleh-syaikh-shalih-al-ushaimi/